Jari-jemarinya mulai menari lagi.
Ia takut.
Takut kalau Tuhan murka,
sehingga mengambil seluruh perasaan yang ia punya.
Ia takut.
Takut kalau Tuhan menjatuhkan kiamat lebih cepat.
Pergi dalam diam.
Bandung, 10.16 pm.
Vidia
An Open Bar – to simply laugh (or else)
Feel it, Write it.
Jari-jemarinya mulai menari lagi.
Ia takut.
Takut kalau Tuhan murka,
sehingga mengambil seluruh perasaan yang ia punya.
Ia takut.
Takut kalau Tuhan menjatuhkan kiamat lebih cepat.
Pergi dalam diam.
Bandung, 10.16 pm.
Vidia
Hari bermatahari makin pendek
Pukul lima telah gelap
aku lupa rasa matahari
Rintik
angin
Dan payung terbalik
Pemanasku menyala dua puluh empat jam
Sydney, 090617. 2149 AEST
Minggu pertama musim dingin, hari keempat hujan tanpa jeda
_Ling_
Labil
Malam ini (11 pm) Kingsford diguyur hujan. Kali ini, ramalan cuaca di ponsel saya sedang berfungsi dengan baik. Kebiasaan melihat prediksi cuaca di pagi hari sebelum beraktivitas menjadi salah satu dari sekian banyak hal yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan di Indonesia. Alasannya? Hmm, cuaca disini cepat sekali berubah – labil.
Klise
Terkadang saya kesal dengan hujan. Apalagi hujan ditambah dengan angin yang cukup kencang. Tak ayal, payung apa adanya hanya akan berujung di tong sampah karena tak mampu memberikan perlawanan berarti. Tetapi bagi sebagian orang, hujan menjadi momentum yang paling ditunggu karena selepasnya pelangi akan melengkung di langit. Klise.
Hujan
Hujan – salah satu momentum yang paling mustajab untuk dikabulkannya doa. Kalau begitu, bolehkah saya berdoa? Berdoa agar tidak ada lagi bentuk intimidasi, kekerasan, ancaman, dan permusuhan. Berdoa agar tidak ada lagi orang-orang dengan pikiran yang sempit, close-minded, dan egosentris yang luar biasa.
Ahhh, tapi tetap saja ada yang mengganjal. Maka, Tuhan, bolehkah saya berdoa? Berdoa untuk dia yang sangat saya rindukan.
-Vidia-
Hari ini, Sabtu malam, 3 Juni 2017, 8.02 pm. Suhu Kingsford berhenti di angka 14 derajat. Musim dingin rupanya telah tiba.
Pesawat 5cm Di Atas Rumah
Bising. Kali ini, tiap malam selalu bising. Pertama, gegara pekerjaan konstruksi lintasan kereta api ringan (light rail transit; LRT) yang nantinya akan menghubungkan Circular Quay dengan Eastern suburb; Randwick dan Kingsford. Lintasan ini akan terbentang sepanjang 12 km. Walaupun mungkin saya ga akan bisa menggunakan transportasi ini karena LRT dijadwalkan mulai beroperasi di tahun 2019. Terkadang saya berpikir, seharusnya kami-kami ini diberikan kompensasi atas polusi suara yang ditimbulkan akibat pekerjaan konstruksi. Ahh, tapi ya sudah lah, lebih baik dinikmati saja. Kedua, gegara pesawat yang bersliweran di atas rumah. Sepertinya sudah musimnya. Hingga beberapa bulan ke depan, jumlah pesawat terbang yang melintas akan semakin banyak seperti tahun lalu. Tahun lalu, saya datang ke Sydney di bulan Juli, tepat di musim dingin. Sejak pertama saya datang hingga sekitar bulan September, kalo kurang kerjaan, dari jendela kamar saya suka liatin pesawat yang mondar-mandir. Jumlahnya banyak. Ga sedikit pesawat yang terbang rendah dengan suara sekian puluh desibel. Kadang, saya suka menakar berapa kira-kira jarak pesawat itu dengan atap rumah saya. Mungkin 5cm.
Pulang
Mungkin, sudah saatnya juga untuk pulang. Pulang kemana? Pulang untuk siapa?
Satu hal yang pasti, ada keluarga dan orang-orang yang rindu di rumah.
-Vidia-